Pasalnya, sekolah luar biasa atau SLB dan sekolah inklusi memiliki perbedaan yang belum banyak diketahui. Meskipun sama-sama menerima dan mengakomodasi anak berkebutuhan khusus supaya dapat mendapatkan pendidikan seperti anak pada umumnya.
Banyak orang memiliki tanggapan bahwa SLB dan sekolah inklusi adalah sama saja. Perlu diketahui bahwa pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang mengakomodasikan semua peserta didik tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, maupun kondisi lainnya.
Sedangkan, SLB merupakan sebuah lembaga pendidikan khusus diperuntukan bagi siswa yang berkebutuhan khusus. Hal ini supaya anak mendapatkan layanan pendidikan lebih sesuai dengan kekhususannya tersebut.
Perbedaan Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi yang Perlu Diketahui
Sejatinya, pendidikan merupakan hak untuk setiap anak, sekalipun memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas. Anak tersebut tetap bisa mendapatkan pendidikan lebih sesuai dengan kebutuhannya, sehingga pastikan jenis pendidikannya sesuai. Berikut perbedaan antara SLB dan sekolah inklusi:
1. Sekolah Luar Biasa (SLB)
SLB merupakan sekolah menganut sistem pemisahan antara siswa berkebutuhan khusus dari siswa pada umumnya ketika memperoleh layanan pendidikan. Pendidikan ini menekankan keterampilan hidup kepada anak berkebutuhan khusus sebagai bekal untuknya bisa mandiri.
-
Materi Pembelajaran di SLB
Adapun muatan kurikulum di SLB ini juga pada umumnya akan menitik beratkan kepada keterampilan vokasional. Program ini berfokus kepada pembelakan keterampilan bagi para peserta didik agar memiliki jiwa wirausaha sehingga akan mampu hidup mandiri di masyarakat.
Selain itu, jenis keterampilan yang akan dikembangkan akan diserahkan kepada satuan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lapangan kerja di wilayahnya masing-masing. Kemudian jenjang pendidikannya juga akan diintegrasikan.
-
Gedung Sekolah Luar Biasa
Perlu diketahui jika sebuah gedung SLB akan terdapat jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Selain itu, penyelengaraan pendidikan di SLB juga diintegrasikan sesuai antar jenis kelainannya masing-masing.
Keuntungannya dari model integrasi antar jenjang pendidikan dan antar jenis di SLB adalah perkembangan siswa akan lebih mudah dipantau. Pada umumnya, anak berkebutuhan khusus di SDLB akan dapat melanjutkan ke jenjang SMPLB di tempat yang sama dan seterusnya hingga SMALB.
2. Sekolah Inklusi
Sekolah inklusi merupakan jenis pendidikan baru yang ada di Indonesia, sehingga belum banyak yang mengetahuinya. Madrasah ini bersifat umum, dimana siswa yang tidak berkebutuhan khusus dan anak yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, tunadaksa, autis bisa belajar dalam satu kelas.
Selain itu, di akan terdapat guru umum dan guru pembimbing khusus yang memiliki latar belakang jurusan Pendidikan Luar Biasa. Guru khusus ini biasanya akan berfokus pada anak yang berkebutuhan khusus supaya bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan juga mengikuti kurikulum umum. Namun, sayangnya tidak semua anak berkebutuhan khusus bisa masuk di inklusi. Berbeda dengan sekolah luar biasa yang memang dikhususkan untuk anak berkebutuhan khusus.
-
Kriteria di Sekolah Inklusi
Ada kriteria apakah anak bisa mengikuti pembelajaran atau tidak. Bagi yang memenuhi kriteria, maka bisa masuk, tetapi jika tidak memungkinkan alangkah baiknya anak tersebut masuk ke sekolah luar biasa. Pada anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya akan mengganggu anak lainnya.
Sehingga dikhawatirkan anak berkebutuhan khusus tersebut merasa dikucilkan atau malah menerima perlakuan yang tidak adil. Sehingga, untuk bisa menjadi siswa di pendidikan pada umumnya, para peserta berkebutuhan khusus harus melakukan tahapan proses seleksi ketat melalui PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) jalur inklusi.
-
Seleksi untuk Masuk di Sekolah Inklusi
Para peserta wajib memenuhi sejumlah syarat yang dibutuhkan. Bebebrapa diantaranya seperti harus memenuhi batas usia pada jenjang yang dipilih, nilai rapor harus memenuhi standar minimal. Selain itu, pastikan juga ada surat keterangan dari psikolog maupun dokter.
Surat keterangan tersebut menyatakan jika peserta bisa mengikuti pendidikan di inklusi. Hal ini yang perlu menjadi bahan pertimbangan, yaitu mampu menjalani pembelajaran pada umumnya. Pastinya orang tua mengetahui hal terbaik untuk anaknya.
Ketahui Kemampuan Kognitif Anak
Sebelum memilih antara sekolah luar biasa atau sekolah inklusi, baiknya orang tua mengevaluasi kemampuan anak terlebih dahulu. Jika anak memiliki kemampuan kognitif baik dan derajat kebutuhan khususnya tidak terlalu berat, maka bisa pertimbangkan untuk menyekolahkan di sekolah inklusi.
Karena di pendidikan inklusi setiap siswa diperlakukan sama, termasuk dengan materi pembelajaran yang diberikan. Sebaliknya, jika anak memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata, khawatirnya akan kesulitan mengikuti pembelajaran atau mengejar ketinggalannya. Maka, alangkah baiknya bersekolah di SLB.
Selain itu, sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak di sekolah luar biasa atau sekolah inklusi, sebaiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu dengan psikolog atau dokter. Hal ini bisa membantu Anda memilih keputusan terbaik untuk anak mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai.